SEPEDA BAMBU SPEDAGI
Ikon Green Mobility, Green Energy, Revitalisasi Desa & Circular Economy
Sepeda Bambu Spedagi mulai dikembangkan awal tahun 2013 dengan tujuan menemukan jenis bambu yang tepat, desain frame sepeda yang kuat, nyaman dan estetik. Pada akhirnya dipilih Bambu Petung (Dendrocalamus asper) salah satu jenis bambu terkuat dan tersedia melimpah di pedesaan nusantara. Bambu dengan diameter besar dan berdinding tebal ini selain kuat juga memungkinkan pembuatan batang rangka sepeda dengan ukuran seragam. Konstruksi bilah tangkup “usuk bambu” kerangka atap rumah di pedesaan menjadi sumber inspirasi untuk meningkatkan kekakuan batang bambu. Batang bambu bilah tangkup kemudian dihubungkan sambungan metal khusus (lugs) yang diproduksi tenaga lokal menjadi kerangka sepeda. Paduan batang bilah tangkup dengan penampang oval dan lugs metal menghasilkan desain frame yang bukan hanya indah dan berbeda, namun juga kuat dan nyaman digunakan.
Sepeda Bambu Spedagi diproduksi di Studio Magno di Desa Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah. Para perajin Magno telah terlatih memproduksi produk dengan kualitas craftmanship tinggi. Modal ini dibutuhkan dalam pembuatan frame sepeda bambu Spedagi. Sepeda Bambu Spedagi dibuat dari Bambu Petung lokal yang telah cukup usia. Bambu dipotong dan dibelah sesuai ukuran, selanjutnya diawetkan dan dikeringkan menggunakan oven. Proses selanjutnya, bambu dibentuk menjadi batang-batang bambu dengan ukuran tertentu dan dirangkai dengan sambungan metal (lugs) menggunakan perekat epoxy resin. Komponen sambungan (lugs) dibuat dari bahan metal oleh perajin lokal. Proses terakhir adalah finishing dan coating. Selain untuk tujuan estetik, coating berfungsi melindungi bambu dari air atau bahan lain yang bisa merusaknya. Semua proses membutuhkan kecermatan. Dibutuhkan setidaknya 60 jam kerja untuk menghasilkan 1 frame sepeda bambu Spedagi.
Sepeda bambu Spedagi bukan hanya alat transportasi yang terbuat dari bahan lestari (bambu), Spedagi adalah trigger, ikon, simbol dan duta Spedagi Movement, sebuah gerakan sosial yang fokus pada isyu Revitalisasi Desa. Sepeda bambu Spedagi merupakan metafora dari Revitalisasi Desa itu sendiri. Terbuat dari bambu yang selama ini dipersepsikan sebagai bahan yang kuno, murah, lemah dan mudah rusak, melalui upaya yang serius bisa dibuat menjadi produk yang bukan hanya indah, fungsional dan nyaman, namun juga memiliki nilai jual yang tinggi.
Spedagi bukan hanya alat transportasi namun juga alat transformasi sosial. Sepeda yang didesain dengan baik, dikerjakan dengan craftmanship yang tinggi dan merupakan bagian penting dari sebuah gerakan sosial, membuat Spedagi berbeda dengan sepeda lainnya. Salah satu proyek sosial Spedagi Movement yang menginspirasi lahirnya ratusan kegiatan serupa di Indonesia adalah Pasar-Papringan, pasar tradisional di hutan bambu yang menggabungkan kuliner dan seni dengan kearifan tradisional tentang pemuliaan alam dan lingkungan. Spedagi Movement juga merupakan sebuah gerakan global, ditandai dengan berdirinya Spedagi Japan pada 2016.
Tahun 2018 Spedagi mendapat anugrah Gold Award Good Design Japan, sebuah ajang kompetisi desain internasional prestisius, dimana Indonesia diwakili produk kriya dari desa.
Sejak 2020 Spedagi menjalin kerjasama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL), yang bekerja dengan masyarakat pedesaan untuk mengembangkan bambu sebagai pelindung ekologis (restorasi lahan, konservasi air, penyerapan karbon, mitigasi krisis iklim), pengembangan Circular Economy (industri bambu desa) serta Energi Terbarukan berbasis bambu.
YBLL memandang sepeda bambu Spedagi sebagai produk bambu inovatif yang mampu menggugah perhatian dan kesadaran publik, sehingga tepat untuk menjadi ikon kampanye Green Mobility, Green Energy, Revitalisasi Desa dan Circular Economy.
Hasil kerjasama ini adalah Spedagi GoRo, Spedagi Rodacilik 02, dan Spedagi Goseko.
Spedagi GoRo adalah sepeda bambu tipe minivelo yang didesain khusus untuk perhelatan KTT G20 di Bali pada November 2022. GoRo (gotong-royong) merupakan hasil gotong-royong kreatif para petani bambu di berbagai daerah Indonesia yang mengirimkan bambu untuk bahan frame sepeda tersebut. Termasuk di antaranya adalah para Mama Bambu, lebih dari 500 ibu-ibu di 21 desa di NTT yang membibit 2,5 juta bambu dalam program dampingan YBLL.
Spedagi Rodacilik 02 adalah sepeda bambu tipe minivelo yang didesain khusus sebagai cinderamata untuk para kepala negara yang menghadiri ASEAN Summit di Labuan Bajo pada Mei 2023.
Spedagi GoseKo merupakan upaya Spedagi dan YBLL untuk menciptakan sepeda yang affordable sebagai alat transportasi rendah emisi bagi para pelajar Indonesia. Dibiayai oleh Pertamina, Spedagi Goseko akan menjadi ujung tombak kampanye Ayo Bersepeda ke Sekolah yang digagas Spedagi dan YBLL
Ketangguhan sepeda bambu Spedagi sudah teruji pada 2023 saat Spedagi, Pertamina dan YBLL mengirim pesepeda Indonesia, Wisli Sagara mengikuti ajang sepeda jarak jauh paling prestisius di dunia, Paris-Brest-Paris, dan The Japanese Odyssey. Pada Paris-Brest-Paris, yang rutenya sepanjang 1.200 km, Wisli menggunakan Spedagi Dalanrata (roadbike), sedangkan pada The Japanese Odyssey, dengan rute 2.700 km, Wisli menggunakan Spedagi Dalantrasah (gravel bike). Wisli dan sepeda bambu menyelesaikan kedua ajang itu dengan sukses.
Selain menjadi ikon Green Mobility, Green Energy, Revitalisasi Desa dan Circular Economy, sepeda bambu Spedagi juga telah berhasil menjadi ikon diplomasi kreatif ketika Presiden Jokowi menggunakan Spedagi untuk menyambut PM Australia , Anthony Albanese pada 2020. Kedua pemimpin negara besar ini berkesempatan menjajal sepeda bambu di Kebun Raya Bogor.
Recent Comments